
Sebagian besar spesies kita yang terancam punah merupakan satwa liar yang dilindungi. Owa, gajah, rangkong, dan masih banyak lagi, diburu di hutan untuk dimakan dagingnya, dijual sebagai binatang peliharaan, atau dijual bagian tubuhnya. Hilangnya hewan-hewan ini dari hutan menimbulkan fenomena yang disebut dengan defaunasi, atau hutan yang kosong.
Hutan yang kosong berbahaya bagi hutan itu
sendiri. Ketidakberadaan hewan-hewan pemakan buah menyebabkan biji-biji pohon
sulit tersebar. Biji yang menyebar dalam jarak yang terlalu pendek dari pohon
induknya akan menyebabkan komposisi spesies pohon dalam suatu hutan cenderung
serupa. Jika terlalu banyak spesies yang sama berkumpul dalam satu area, mereka
akan saling berkompetisi memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan
dapat mengalami kesulitan untuk berkembang biak.
Untuk memahami bagaimana keberadaan
spesies-spesies pemakan buah memengaruhi kondisi suatu hutan, simulasi defaunasi
dilakukan di plot hutan seluas 30 hektar di Taman Nasional Khao Yai, Thailand.
Plot ini dipilih karena studi tentang hewan-hewan pemakan buah yang terancam
punah dalam daftar merah IUCN di lokasi ini cukup lengkap. Sebagai contoh,
dalam hutan ini tercatat keberadaan dan preferensi pakan dari owa bertangan
putih (Hylobates lar) and gajah asia (Elephas maximus), kera ekor
babi (Macaca leonina), beruang hitam asia (Ursus thibitanus), beruang
madu (Helarctos malayana), rusa sambar (Rusa unicolor), rangkong
papan (Buceros bicornis) dan rangkong coklat austen (Anorrhinus
austeni).
Spesies-spesies pohon yang buahnya
dikonsumsi oleh hewan-hewan tersebut dihitung massa karbonnya dan dibandingkan
dengan spesies-spesies yang tidak dikonsumsi. Meskipun kepadatan kayu dari
spesies yang bergantung kepada hewan pemakan buah tampak lebih tinggi,
perbedaan nyata pada kayu dari pohon-pohon yang bergantung kepada spesies
pemakan buah dengan yang tidak, secara umum tidak kentara.
Untuk mengetahui apakah massa karbon hutan
akan terpengaruh jika spesies-spesies pemakan buah ini hilang, simulasi
defaunasi dilakukan untuk memodelkan bagaimana massa karbon pohon (AGC, above-ground
carbon) akan berubah dengan intensitas defaunasi yang berbeda (%intensity
of defaunation). Hasil simulasi menunjukkan bahwa dalam dua skenario
defaunasi, ketika semua spesies hilang (all species extirpated) atau
primata saja yang hilang (primates extirpated), massa karbon akan menurun
sebanyak 1% ketika 40% spesies hilang dan sekitar 2,4% jika 100% spesies
hilang.
Studi ini menunjukkan bahwa hilangnya spesies
pemakan buah dapat menurunkan simpanan karbon suatu hutan. Meskipun simulasi
matematis yang dilakukan memerlukan penyederhanaan begitu banyak hal, semisal
kehadiran spesies tumbuhan yang penyerbukannya dibantu angin, perbedaan
efektivitas penyebaran biji itu sendiri antarspesies, dan dinamika pergerakan
spesies dalam ruang dan waktu yang berbeda, simulasi ini masih cukup
representatif terhadap kondisi hutan asli. Dengan simulasi kontrol (control
scenario) yang menunjukkan bahwa keberadaan spesies pemakan buah menjaga
atau sedikit meningkatkan massa karbon hutan, penurunan massa karbon dalam
skenario defaunasi dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk sungguh-sungguh mengetahui apakah
hutan kita akan berkurang drastis ketika komunitas spesies pemakan buah
terganggu, data empirik yang lebih lengkap tentu diperlukan. Namun, kita tentu
tidak ingin sungguh menghilangkan spesies-spesies ini dari hutan, dan
permodelan matematis sejauh ini cukup dapat diandalkan untuk melakukan
prediksi. Skema untuk mengoptimalkan penyimpanan karbon di suatu hutan perlu
mempertimbangkan interaksi antarspesies untuk menjaga keanekaragaman hayati dan
jasa ekosistem kita.
Ingin tahu lebih banyak tentang penelitian
ini? Simak langsung papernya yang juga berisi tautan ke data mentah dan kode R
yang digunakan penulisnya untuk melakukan simulasi ini.
Ringkasan oleh :
Sabhrina
Gita Aninta
Artikel asli :
Chanthorn,
W. et al. (2019) ‘Defaunation of large-bodied frugivores reduces carbon
storage in a tropical forest of Southeast Asia, Scientific Reports,
9(1), pp. 1–9. doi: 10.1038/s41598-019-46399-y.