Pengembangan kanal komunikasi milenial dalam pendampingan perhutanan sosial
Pengembangan kanal komunikasi milenial dalam pendampingan perhutanan sosial
Oleh: Fadly Muhammad

Perhutanan sosial merupakan program nasional yang bertujuan untuk melakukan pemerataan ekonomi melalui tiga pilar, yaitu:  lahan, kesempatan usaha, dan sumberdaya manusia.



Perhutanan sosial merupakan suatu program yang mengatur legalitas masyarakat sekitar hutan agar dapat mengelola hutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pemanfaatan secara berkelanjutan. Hutan yang dikelola oleh masyarakat setempat berdasarkan peraturan perhutanan sosial, merupakan zona pemanfaatan.

Perhutanan sosial dinilai memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar hutan, namun pada pelaksanaan di lapangan tidak semudah teori. Terdapat beberapa kelemahan program perhutanan sosial.
1.    Rawan terjadinya penyalahgunaan legalitas mengelola hutan oleh pihak ketiga.
2.    Sumber daya manusia masyarakat di sekitar hutan yang masih minim mengakibatkan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan menjadi sulit.
3.    Terjadi tumpang tindih kepentingan antara masyarakat sekitar hutan dan masyarakat lain yang tidak mendapat legalitas mengelola hutan.


Acara pelatihan
Hari Kamis-Jumat/1- 2 Agustus 2019 berlokasi di Hotel permata bogor, telah dilaksanakan pelatihan pengembangan kanal komunikasi pendampingan perhutanan sosial oleh Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutan (KLHK). Terdapat kurang lebih 35 orang peserta yang diundan untuk mendapatkan pelatihan tersebut, tidak terkecuali Tambora Muda sebagai organisasi pelopor yang mewadahi peneliti dan konservasionis muda di Indonesia.




Pelatihan tersebut bersifat Focus Group Discussion (FGD) dimana setiap peserta dibagi menjadi 5 kelompok dan bersaing satu sama lain dalam menyelesaikan permasalahan konservasi di Indonesia.

Hari pertama kami berkesempatan melakukan studi sosial untuk mewawancarai masyakat sekitar perihal konservasi di lingkungannya, outputnya berupa Citizen Jurnalism yaitu video wawancara, headline artikel, dan infografis terkait permasalahan konservasi tersebut. Di sesi akhir hari pertama seluruh output di presentasikan dan ditutup dengan diskusi bersama terkait konservasi di Indonesia dengan ibu Jo Kumala Dewi selaku Direktur Kemitraan Lingkungan pada Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK.


Terdapat beberapa poin
1.    Kopi sebagai konservasi, penggunaan kopi atau produk holtikultura lainnya dapat digunakan sebagai pengganti/solusi konservasi berkelanjutan agar masyarakat sekitar hutan tidak lagi menyalahgunakan hutan.
2.    Pembentukan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) lmdh dapat bergerak dalam memajukan Kawasan desa sekitar hutan dengan mengangkat Kawasan tersebut menjadi objek wisata berbasis  ekoturisme/ekowisata.
3.    Pasar yang jelas, stabil dan berkelanjutan dianggap menjadi solusi paling ampuh dalam mencegah eksploitasi hutan seperti perburuan liar satwa didalamnya yang dianggap bersifat musiman

Hari kedua kami mendapatkan pelatihan terkait manajemen media sosial, peranan milenial dalam mengangkat isu menggunakan media sosial dan diakhir mendapat tugas membuat poster lomba.



Berbicara tentang sumber daya manusia, sebagai generasi milenial, media sosial tidak dapat terlepas di kehidupan sehari hari.  Informasi yang begitu cepat tersebar menjadi senjata ampuh bagi para milenial dalam ikut berkontribusi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan praktik perhutanan sosial.

Terdapat beberapa hal penting:
1.    Penggunaan media sosial yaitu akun khusus dianggap lebih efektif dalam menyebarkan suatu isu yang ingin kita sebarkan. Akun pribadi kurang efektif dikarenakan terdapa citra personal yang mengganggu isu yang kita angkat
2.    Penggunaan media sosial harus berhati hati dan tidak menyinggung isu yang berbau SARA.
3.    Penggunaan infografis dengan isian yang singkat, jelas, terstruktur dan padat dinilai lebih menarik untuk pembaca dan lebih terfokus.

Setelah acara ini selesai, diharapkan kedepannya akan terjalin kanal komunikasi bagi para milenial untuk membantu dan mendampingi masyarakat perhutanan sosial sehingga dapat mengurangi praktik praktik buruk yang berdampak negatif bagi masyarakat dan hutan itu sendiri.

Selamat!  kepada Fadly, perwakilan Tambora muda yang telah menang menjadi salah satu peserta terbaik!




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *