Biodiverskripsi III : Data Keanekaragaman Hayati Indonesia dalam Genggaman Jari dan Cara Menggunakannya
Biodiverskripsi III : Data Keanekaragaman Hayati Indonesia dalam Genggaman Jari dan Cara Menggunakannya


“Duuh, aku kok susah ya nemu literatur buat yang ini…”- catatan hati pejuang skripsi

Saat ini kesulitan mengerjakan skripsi sudah bukan lagi menjadi hal yang jarang terjadi. Banyak mahasiswa/mahasiswi yang mengeluh melalui unggahan foto atau status di media sosial. Bahkan banyak akun-akun receh bertebaran ikut menyuarakan kegelisahan hati para mahasiswa. Mulai dari perkara sulitnya mencari inspirasi tema skripsi, menemui dosen untuk bimbingan, mencari literatur atau referensi hingga revisi yang tiada habis-habisnya.

Salah satu kesulitan yang dikeluhkan oleh mahasiswa jurusan biologi, kehutanan dan jurusan lainnya adalah mencari referensi tentang data keanekaragaman hayati. Sementara tema keanekaragaman hayati merupakan tema yang populer dan sering dipilih sebagai subjek skripsi. Selain karena substansinya yang penting, tema ini digemari karena cenderung menggunakan metode yang mudah dilaksanakan dan tidak memakan banyak biaya dibandingkan dengan tema lainnya.

Seringkali pihak jurusan mensyaratkan mahasiswanya untuk membuat sebuah penelitian skripsi yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Bagi pejuang skripsi keanekaragaman hayati, menentukan judul skripsi yang berbeda itu susah-susah gampang. Pasalnya, bagaimana mereka tahu apakah judul skripsi ini sudah pernah diteliti atau belum jika semua referensi data sulit diperoleh? Apakah keanekaragaman hayati di daerah A sudah pernah diteliti? Bagaimana dengan daerah B? Apakah keduanya sudah didokumentasikan untuk semua taksa? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini terkadang sulit dijawab oleh mereka. Karena data keanekaragaman hayati di Indonesia belum lengkap terhimpun.



Akan tetapi belum banyak pejuang skripsi yang mengetahui, bahwasannya ada sebuah situs web yang memuat seluruh data keanekaragaman hayati dunia. Situs web ini disebut dengan gbif.org, GBIF merupakan kepanjangan dari Global Biodiversity Information Facility yang bernaung di bawah lembaga internasional dengan nama GBIF. Lembaga ini yakin dengan memberikan akses terbuka untuk data keanekaragaman hayati akan meningkatkan banyak keuntungan ekonomi dan sosial, serta dapat berperan dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan dengan menyediakan bukti ilmiah. Dalam situs web GBIF tercantum data occurrence (perjumpaan) tiap individu spesies dari berbagai belahan bumi. Melalui situs ini, peneliti bisa dengan mudah mengakses serta menggunakan data yang tersedia untuk diolah kembali menjadi sebuah penelitian yang berbeda dari sebelumnya.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan, apakah dengan menggunakan data tersebut penelitian dapat dipublikasikan? Jawabannya adalah bisa. Pihak GBIF sendiri memang membuka data tersebut agar dapat diakses dengan mudah. Data-data yang dibuka dipastikan valid dan kontak penyedia data selalu disediakan untuk korespondensi dan kolaborasi.

“Situs web gbif.org sungguh sebuah angin segar bagi para peneliti, pun begitu juga untuk mahasiswa pejuang skripsi”

GBIF adalah paket komplit untuk mahasiswa. Siapa pun bisa mencari informasi, mengunduh dan menggunakan data tersebut serta mempublikasikannya untuk penelitian lain dengan skala yang lebih besar. Itulah sedikit pemaparan mengenai GBIF, situs web data internasional. Lalu bagaimana dengan data keanekaragaman hayati Indonesia? Apakah data keanekaragaman hayati Indonesia pada GBIF lengkap? Sementara keberadaan data keanekaragaman hayati Indonesia sendiri belum terintegrasi. Tentu belum, GBIF hanya akan mempublikasikan data yang diperoleh dari institusi yang tercatat sebagai data publisher GBIF. Institusi tersebut ditunjuk sebagai perwakilan dari setiap negara dan Indonesia kini memiliki tiga data publisher dalam GBIF.

Sejak tahun 2004 hingga 2017, Indonesia hanya memiliki satu data publisher. Akan tetapi, kini Indonesia semangat mengumpulkan data keanekaragaman hayati bersama data publisher baru, salah satunya Tambora Muda Indonesia”

Tambora Muda Indonesia kini sedang menggarap sebuah proyek pendataan keanekaragaman hayati yang diekstrak dari data skripsi, tesis dan disertasi mahasiswa Indonesia yaitu Biodiverskripsi. Keluaran dari proyek ini akan menghasilkan sebuah portal data keanekaragaman hayati yang mudah diakses oleh siapa pun. Portal web ini akan difungsikan serupa dengan situs web GBIF. Sehingga para mahasiswa dapat mencari referensi data keanekargaman hayati Indonesia dengan sangat mudah. Proyek ini juga digadang untuk menggenapi jurang informasi mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia.


Untuk memudahkan mahasiswa menggunakan portal web yang akan dibuat, Tambora selaku penerima dana hibah dari BIFA dan sebagai data publisher dari Indonesia dalam GBIF, mengadakan lokakarya penggunaan data besar untuk keanekaragaman hayati sebagaimana implementasi dari proyek Biodiverskripsi yang sedang dikerjakan Tambora Muda Indonesia. Lokakarya ini merupakan rangkaian lokakarya Biodiverskripsi yang ketiga setelah sebelumnya Tambora mengadakan Lokakarya Teknis Implementasi Biodiverskripsi dan Workshop Bimbingan Teknis Transkripsi Data Biodiverskripsi . Keduanya telah sukses diadakan pada tanggal 2 Juli 2018 dan 15-18 Agustus 2018 yang bertempat di RCCC UI, Depok dan CICO Resort, Bogor.



Melalui workshop ketiga ini, Tambora Muda membagikan ilmu tentang seluk beluk data besar dalam GBIF dan aplikasinya untuk penelitian keanekaragaman hayati pada mahasiswa dan mahasiswi di IPB. Bekerja sama dengan komunitas OWA IPB, workshop ini diadakan pada tanggal 15 Desember 2018 dengan menghadirkan sejumlah materi dan pelatihan serta diskusi bagaimana cara membuat sebuah penelitian dengan menggunakan data besar dari GBIF. Sementara itu, pemateri berasal dari anggota Tambora sendiri yang telah mendapatkan pelatihan dari GBIF.



Meskipun hanya diadakan dalam satu hari, kegiatan workshop ini memuat acara yang cukup padat. Kegiatan dimulai dengan memperkenalkan TamboraMuda Indonesia kepada para partisipan yang dibawakan oleh humas Tambora Muda yaitu Pramita Indrarini. Selanjutnya, penyampaian materi pertama diberikan oleh Primadieta berupa materi inisiasi mobilisasi data keanekaragaman hayati oleh Biodiverskripsi dan GBIF. Pengenalan berbagai penelitian kehati dengan data besar disampaikan oleh Rahmia Nugraha. Sementara itu, Dina Setyaningrum berbagi tentang Darwin Core dan penjelasan lima set data Biodiverskripsi.


Selain itu, dilakukan juga demo pengoperasian sistem portal GBIF. Dalam kegiatan tersebut, peserta diberikan penjelasan bagaimana mengunduh, menyortir, dan membersihkan data dari GBIF. Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini dilakukan sesi praktik perencanaan penelitian dari data GBIF meliputi pembuatan pertanyaan dan hipotesis, mengunduh, membersihkan data dan menyortir, serta rencana analisis data. Selain itu juga dilakukan sesi praktik dalam analisis data dan penarikan kesimpulan meliputi pemetaan data dan pivot table, statistik dan interpretasi, serta penulisan hasil. Dalam kedua sesi praktik ini peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk merencanakan penelitian apa yang akan dibuat kemudian mempresentasikannya kepada partisipan lain. Semoga dengan diadakannya workshop ini dapat membuka wawasan dan membantu para mahasiswa untuk mengaplikasikan data besar dalam penelitian keanekaragaman hayati, khususnya melalui situs web GBIF dan menambah khasanah penelitian keanekaragaman hayati di Indonesia.

Penasaran lebih jauh tentang penggunaan data besar kehati? Ikuti terus kiprah Tambora Muda Indonesia via Twitter, Instagram, Facebook atau hubungi kami langsung di info@tamboramuda.org.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *