“Duuh, aku kok susah ya nemu literatur buat yang ini…”- catatan hati pejuang skripsi
Saat ini kesulitan mengerjakan skripsi sudah bukan lagi
menjadi hal yang jarang terjadi. Banyak mahasiswa/mahasiswi yang mengeluh
melalui unggahan foto atau status di media sosial. Bahkan banyak akun-akun
receh bertebaran ikut menyuarakan kegelisahan hati para mahasiswa. Mulai dari perkara
sulitnya mencari inspirasi tema skripsi, menemui dosen untuk bimbingan, mencari
literatur atau referensi hingga revisi yang tiada habis-habisnya.
Salah satu kesulitan yang dikeluhkan oleh mahasiswa
jurusan biologi, kehutanan dan jurusan lainnya adalah mencari referensi tentang
data keanekaragaman hayati. Sementara tema keanekaragaman hayati merupakan tema
yang populer dan sering dipilih sebagai subjek skripsi. Selain karena
substansinya yang penting, tema ini digemari karena cenderung menggunakan
metode yang mudah dilaksanakan dan tidak memakan banyak biaya dibandingkan
dengan tema lainnya.
Seringkali pihak jurusan mensyaratkan mahasiswanya
untuk membuat sebuah penelitian skripsi yang berbeda dari penelitian
sebelumnya. Bagi pejuang skripsi keanekaragaman hayati, menentukan judul
skripsi yang berbeda itu susah-susah gampang. Pasalnya, bagaimana mereka tahu
apakah judul skripsi ini sudah pernah diteliti atau belum jika semua referensi data
sulit diperoleh? Apakah keanekaragaman hayati di daerah A sudah pernah diteliti?
Bagaimana dengan daerah B? Apakah keduanya sudah didokumentasikan untuk semua
taksa? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini terkadang sulit dijawab oleh mereka. Karena
data keanekaragaman hayati di Indonesia belum lengkap terhimpun.
Akan tetapi belum banyak pejuang skripsi yang
mengetahui, bahwasannya ada sebuah situs web yang memuat seluruh data
keanekaragaman hayati dunia. Situs
web ini disebut dengan gbif.org, GBIF merupakan kepanjangan dari Global Biodiversity Information Facility yang bernaung di bawah lembaga
internasional dengan nama GBIF. Lembaga ini yakin dengan memberikan akses
terbuka untuk data keanekaragaman hayati akan meningkatkan banyak keuntungan
ekonomi dan sosial, serta dapat berperan dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan dengan menyediakan bukti ilmiah. Dalam situs web GBIF tercantum data occurrence
(perjumpaan) tiap individu spesies dari berbagai belahan bumi. Melalui situs ini,
peneliti bisa dengan mudah mengakses serta menggunakan data yang tersedia untuk
diolah kembali menjadi sebuah penelitian yang berbeda dari sebelumnya.
Kemudian muncul sebuah pertanyaan, apakah dengan menggunakan
data tersebut penelitian dapat dipublikasikan? Jawabannya adalah bisa. Pihak
GBIF sendiri memang membuka data tersebut agar dapat diakses dengan mudah.
Data-data yang dibuka dipastikan valid dan kontak penyedia data selalu
disediakan untuk korespondensi dan kolaborasi.
“Situs web gbif.org sungguh sebuah angin segar bagi para peneliti, pun begitu juga untuk mahasiswa pejuang skripsi”
GBIF adalah paket komplit untuk mahasiswa. Siapa pun
bisa mencari informasi, mengunduh dan menggunakan data tersebut serta
mempublikasikannya untuk penelitian lain dengan skala yang lebih besar. Itulah sedikit
pemaparan mengenai GBIF, situs web data internasional. Lalu bagaimana dengan
data keanekaragaman hayati Indonesia? Apakah data keanekaragaman hayati
Indonesia pada GBIF lengkap? Sementara keberadaan data keanekaragaman hayati
Indonesia sendiri belum terintegrasi. Tentu belum, GBIF hanya akan mempublikasikan
data yang diperoleh dari institusi yang tercatat sebagai data publisher GBIF.
Institusi tersebut ditunjuk sebagai perwakilan dari setiap negara dan Indonesia
kini memiliki tiga
data publisher dalam
GBIF.
“Sejak tahun 2004 hingga 2017, Indonesia hanya memiliki satu data publisher. Akan tetapi, kini Indonesia semangat mengumpulkan data keanekaragaman hayati bersama data publisher baru, salah satunya Tambora Muda Indonesia”
Tambora Muda Indonesia kini sedang menggarap sebuah
proyek pendataan keanekaragaman hayati yang diekstrak dari data skripsi, tesis
dan disertasi mahasiswa Indonesia yaitu Biodiverskripsi. Keluaran dari proyek
ini akan menghasilkan sebuah portal data keanekaragaman hayati yang mudah
diakses oleh siapa pun. Portal web ini akan difungsikan serupa dengan situs web
GBIF. Sehingga para mahasiswa dapat mencari referensi data keanekargaman hayati
Indonesia dengan sangat mudah. Proyek ini juga digadang untuk menggenapi jurang
informasi mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia.
Untuk memudahkan mahasiswa menggunakan portal web yang
akan dibuat, Tambora selaku penerima dana hibah dari BIFA dan sebagai data publisher dari
Indonesia dalam GBIF, mengadakan lokakarya penggunaan data besar untuk
keanekaragaman hayati sebagaimana implementasi dari proyek Biodiverskripsi yang
sedang dikerjakan Tambora Muda Indonesia. Lokakarya ini merupakan rangkaian
lokakarya Biodiverskripsi yang ketiga setelah sebelumnya Tambora mengadakan Lokakarya
Teknis Implementasi Biodiverskripsi dan Workshop
Bimbingan Teknis Transkripsi Data Biodiverskripsi . Keduanya telah sukses diadakan pada
tanggal 2 Juli 2018 dan 15-18 Agustus 2018 yang bertempat di RCCC UI, Depok dan
CICO Resort, Bogor.
Melalui workshop ketiga ini, Tambora Muda membagikan
ilmu tentang seluk beluk data besar dalam GBIF dan aplikasinya untuk penelitian
keanekaragaman hayati pada mahasiswa dan mahasiswi di IPB. Bekerja sama dengan
komunitas OWA
IPB, workshop ini diadakan pada tanggal
15 Desember 2018 dengan menghadirkan sejumlah materi dan pelatihan serta
diskusi bagaimana cara membuat sebuah penelitian dengan menggunakan data besar
dari GBIF. Sementara itu, pemateri berasal dari anggota Tambora sendiri yang
telah mendapatkan pelatihan
dari GBIF.
Meskipun hanya diadakan dalam satu hari, kegiatan
workshop ini memuat acara yang cukup padat. Kegiatan dimulai dengan
memperkenalkan TamboraMuda Indonesia kepada para partisipan yang dibawakan
oleh humas Tambora Muda yaitu Pramita Indrarini. Selanjutnya, penyampaian
materi pertama diberikan oleh Primadieta berupa materi inisiasi mobilisasi data
keanekaragaman hayati oleh Biodiverskripsi dan GBIF. Pengenalan berbagai penelitian
kehati dengan data besar disampaikan oleh Rahmia Nugraha. Sementara itu, Dina Setyaningrum
berbagi tentang Darwin
Core dan penjelasan lima set data Biodiverskripsi.
Selain itu, dilakukan juga demo pengoperasian sistem
portal GBIF. Dalam kegiatan tersebut, peserta diberikan penjelasan bagaimana
mengunduh, menyortir, dan membersihkan data dari GBIF. Tidak hanya itu, dalam
kegiatan ini dilakukan sesi praktik perencanaan penelitian dari data GBIF meliputi
pembuatan pertanyaan dan hipotesis, mengunduh, membersihkan data dan menyortir,
serta rencana analisis data. Selain itu juga dilakukan sesi praktik dalam
analisis data dan penarikan kesimpulan meliputi pemetaan data dan pivot table, statistik dan interpretasi,
serta penulisan hasil. Dalam kedua sesi praktik ini peserta dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk merencanakan penelitian apa yang akan dibuat
kemudian mempresentasikannya kepada partisipan lain. Semoga dengan diadakannya
workshop ini dapat membuka wawasan dan membantu para mahasiswa untuk
mengaplikasikan data besar dalam penelitian keanekaragaman hayati, khususnya
melalui situs web GBIF dan menambah khasanah penelitian keanekaragaman hayati
di Indonesia.
Penasaran lebih jauh tentang penggunaan data besar
kehati? Ikuti terus kiprah Tambora Muda Indonesia via Twitter, Instagram,
Facebook atau hubungi kami langsung di info@tamboramuda.org.