![]() |
Tasya Kamila usai penanaman pohon trembesi di Situbondo Sumber: www.serumpi.com |
Senang sekali, rekan kami, Yanuar, berkesempatan untuk berbincang bersama Tasya, sosok publik figur muda yang peduli lingkungan. Mereka berbincang seputar perjalanan Tasya dalam mewujudkan mimpinya menjadikan masyarakat Indonesia peduli terhadap lingkungannya sendiri. Yuk simak bincang hangat mereka!
Tasya Kamila dan Duta Lingkungan Hidup
Shafa Tasya Kamila atau sering dipanggil “Tasya” adalah
seorang penyanyi cilik pada era tahun 2000 yang terkenal dengan lagu “Anak Gembala”.
Pelantun lagu “Libur Telah Tiba” ini telah menjadi duta lingkungan hidup
semenjak kelas 2 SMP hingga saat ini. Kala itu, Menteri Negara Lingkungan
Hidup, Rachmat Witoelar mengajak para artis untuk peduli lingkungan. Selain
Tasya, lebih dari 40 artis, seniman dan budayawan dinobatkan sebagai duta
lingkungan hidup pada tanggal 03 Maret 2006. Mereka dilibatkan karena sebagai
publik figur mereka dapat memberi inspirasi pada masyarakat, mengungkapkan permasalahan
lingkungan secara sederhana dan mengunggah kepedulian orang lain terhadap
permasalahan lingkungan. Menjadi duta lingkungan sejak masih remaja, akhirnya menginspirasi
artis berdarah Minangkabau dan Jawa ini untuk terus bergelut di bidang lingkungan.
Pemahaman terkait isu lingkungan Tasya dapatkan dari
berbagai cara. Mulai dari lokakarya, diskusi dengan para ahli dan menteri
lingkungan hidup, baca buku, berita, serta keliling kota. Hal tersebut membentuk
sudut pandang Tasya dalam melihat permasalahan lingkungan. Isu lingkungan bagi
Tasya tidak hanya tentang perubahan iklim, polusi, air dan energi tetapi juga
tentang konservasi satwa langka Indonesia.
Setelah lulus kuliah dari Universitas Indonesia, Fakultas
Ekonomi, Tasya mendapatkan beasiswa LPDP untuk melanjutkan jenjang pendidikan
S2 ke School of International and Public Affairs, Columbia University-New York,
Amerika Serikat. Artis multitalenta berkelahiran Jakarta, 22 November 1992 ini
mengambil jurusan Master of Public
Administration (Administrasi Publik) dengan
konsentrasi Energy and Environment di salah satu universitas terbaik dunia. Alasan
Tasya mengambil jurusan ini karena dia memiliki impian besar untuk menjadi Menteri
Lingkungan Hidup. Posisi tersebut diimpikan Tasya karena ingin menjadi figur
yang memberi dampak positif bagi masyarakat lewat kebijakan publik terutama
tentang lingkungan.
Kampanye Isu Lingkungan
Sebagai duta lingkungan hidup, kegiatan yang dijalani Tasya meliputi
kampanye gaya hidup yang ramah lingkungan, penanaman bibit pohon dan
penyadartahuan ke kalangan muda. Tak hanya itu, Tasya dan duta lingkungan hidup
lainnya secara rutin berkumpul di Coffee Bross Lounge, Hotel Grand Kemang
Jakarta dan berdiskusi dengan para ahli terkait permasalahan lingkungan di
Indonesia. Melalui pertemuan tersebut mereka lalu bekerjasama dan mengeluarkan
lagu berjudul “Dunia Berbagilah” sebagai alat kampanye lingkungan hidup. Lagu
tersebut dinyanyikan oleh Tasya bersama artis lainnya seperti Nugie, Katon
Bagaskara, Paramita Rusady, Baim, Valerina Daniel, Ray Sahetapy, dan artis
lainnya yang tergabung dalam United Voices. Makna dari lagu tersebut adalah ingin
menggugah kesadaran masyarakat bahwa kita mesti berbagi pada yang tidak
mendapatkan sumberdaya yang cukup seperti di negara kita. Lagu karangan Nugie
itu kemudian menjadi theme song (lagu
pengiring) untuk acara Konferensi Antar Bangsa mengenai Perubahan Iklim-UNFCCC
COP 13 yang dilaksanakan di Bali pada tahun 2007. Jika ingin tahu lebih tentang
lagu “Dunia Berbagilah” bisa buka di tautan
https://goo.gl/u6B1ZU.
Kegiatan dan Kesibukan
Perkuliahan menjadi aktivitas utama Tasya saat ini. Materi yang
diajarkan dalam perkuliahan amat diminati Tasya karena kurikulumnya berisi
konsep dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan publik tentang
lingkungan. Selain itu, Tasya juga sedang magang di Pusat PBB menjadi Project Officer
untuk program global dengan nama Arts and
Sustainable Development. Tasya
menambahkan “Jadi untuk project ini kita merangkul para seniman untuk
berkolaborasi dalam menghadirkan seni sebagai salah satu pendekatan untuk
pemahaman pembangunan berkelanjutan serta penyadartahuan tentang lingkungan”.
Pada awal tahun 2016 Tasya mendirikan yayasan bernama “Green
Movement Indonesia”, sebuah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan
melalui pendidikan dan pelatihan. Yayasan tersebut didirikan Tasya dengan
harapan agar banyak orang bisa berkolaborasi dan terinspirasi untuk peduli
lingkungan hidup. Program yang dilakukan yayasan ini berupa penyadartahuan ke
sekolah-sekolah serta penanaman bibit pohon. Namun untuk saat ini, yayasan
tersebut dinonaktifkan untuk sementara karena Tasya masih fokus ke perkuliahan.
Tasya akan mengaktifkan kembali yayasan tersebut setelah menyelesaikan sekolah
dan kembali ke Indonesia. Nantinya program yayasan akan berkolaborasi dengan
banyak pihak terutama anak muda seperti Tambora. Selain itu, program di luar
yayasan yang sedang digeluti Tasya saat ini yakni proyek pembangunan desa
swadaya energi menggunakan sumberdaya lokal
untuk dimanfaatkan sebagai energy terbarukan. Proyek ini merupakan proyek
perkuliahan Tasya dari kurikulum Energy
and Resource Management yang dilakukan di Sumba, Nusa Tenggara Barat.
Penanaman pohon di setiap kota yang dikunjungi oleh Tasya Sumber: instagram.com/tasyakamila |
Tentang Isu Lingkungan
Bagi Tasya isu lingkungan adalah isu yang global dan mesti
dianggap serius karena menyangkut kemashalatan banyak orang. Sayangnya hal
tersebut belum menjadi perhatian oleh banyak orang. Permasalahan lingkungan
seperti pemanasan global, perubahan iklim, polusi dan pencemaran menurut dia
sudah terasa nyata dan perlu ada aksi yang nyata untuk mengatasinya. Tentu
setiap isu berbeda solusinya, melihat dari latar belakang serta lokasinya.
Seperti permasalahan di kota berbeda dengan yang di daerah desa. Permasalahan
kota lebih ke arah bagaimana pengelolaan sampah serta gaya hidup yang hemat air
dan energi. Sedangkan di desa dan pesisir, mereka menghadapi permasalahan
perubahan iklim yang berdampak langsung terhadap keamanan hidup mereka serta
mata pencaharian semisal gagal panen.
Tantangan isu lingkungan
Tantangan pada kampanye isu lingkungan adalah yakni masih banyak
orang mengganggap bahwa permasalahan lingkungan itu tidak terlalu berdampak bagi
mereka. Selain itu, upaya menjaga
kelestarian lingkungan masih dipandang punya cost yang lebih tinggi seperti penyediaan tempat sampah sesuai
dengan jenisnya. Persepsi tersebut menjadi sebuah penghalang dalam menyadari
nilai penting dari lingkungan itu sendiri. Cara berpikir tersebut perlu diarahkan
bahwasanya jika kita memelihara lingkungan maka manfaat yang didapatkan lebih
banyak seperti kesehatan meningkat dan biaya hidup menjadi lebih rendah.
Dalam hal kebijakan, Tasya melihat bahwa masih terdapat tantangan
dalam upaya pelestarian lingkungan berupa kurangnya berkolaborasi antar
kementerian. Seharusnya terkait permasalahan lingkungan menjadi urusan bersama
sehingga dalam penyelesaiannya lebih terorganisir dan berdampak luas. Di
Indonesia sendiri sebenarnya solusi untuk isu lingkungan berupa pemanfaatan energi
terbarukan dapat diimplementasikan dengan baik. Alasannya, karena sumber energi
terbarukan yang ada di Indonesia memiliki potensi besar seperti tenaga surya
dan biodiesel dan merupakan energi masa kini. Kendala saat ini yakni belum
banyak insentif terutama dari pemerintah untuk memanfaatkan sumber energi
tersebut. Selain penerapan teknologi tersebut, hal-hal kecil yang bisa kita
lakukan yakni dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Menurut Tasya “kita
bisa berkontribusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dari aktivitas kita
sehari-hari”.
Pesan untuk Generasi Muda
Bagi
Tasya generasi muda kini harus bisa menjadi gerakan yang dapat mengubah
keadaan. Menurut dia, saat ini banyak sekali komunitas-komunitas peduli
lingkungan yang bisa diikuti untuk memperkaya pengetahuan. Selain itu juga dimudahkan
dengan akses informasi cepat dengan referensi yang banyak.
Tips sederhana
tapi berdampak dari Tasya dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan kepada
teman-teman Tambora sebagai berikut:
1.
Buang sampah pada tempatnya
2. Mengelola sampah sesuai dengan jenisnya, sampah
organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos
3.
Hemat energi : matikan lampu, matikan AC, cabut
colokan charger ketika tidak
digunakan
4.
Hemat air : tidak berlama-lama mandi, mematikan
keran saat mencuci
5. Mengurangi polusi dengan menaiki transportasi
umum, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan sepeda “bike to
work, to school”
6. Mengurangi penggunaan plastik dengan membawa
tas belanja sendiri dan botol minum sendiri
7.
Menanam bibit pohon di pekarangan atau pada
lahan yang terbengkalai
8.
Budidaya tanaman sekitar rumah melalui tanaman
pot atau hidroponik
“Kaum muda mesti memberikan contoh untuk
hal-hal sederhana untuk menginspirasi kepedulian terhadap lingkungan. Kita bisa
mulai dari kita sendiri, keluarga kemudian tetangga dan masyarakat sekitar kita
tinggal. Jika hal tersebut dilaksanakan oleh banyak orang khususnya anak muda
maka akan sangat berdampak positif pada lingkungan alam sekitar kita!” Tutup
Tasya.
![]() |
Sumber: instagram.com/tasyakamila |